Sebelum saya berkomentar tentang Irshad Manji, terlebih dahulu saya akan menelaah tentang profilnya. Irsyad Manji Irshad Manji lahir di Uganda pada tahun 1968, dari seorang ayah berkebangsaan Gujarat sedangkan ibunya dari mesir. Pada usia empat tahun ia dan keluarganya pindah dan menetap di Kanada.
Irshad Manji dipandang sebagai Penulis yang krontroversial karena dia menyatakan dengan terbuka, bahwa dirinya seorang Lesbian. Dan juga dalam bukunya yang berjudul Allah, Liberty and Love ia menyatakan kebolehan pernikahan dan percintaan dengan sesama jenis. Laki dengan laki dan perempuan dengan perempuan.
Bagaimana dengan pandangan islam tentang pemikiran Irshad Manji?. Tentunya sangat menyimpang sekali dari garis halauan islam, tidak ada satu agamapun yang membenarkan percintaan sesama jenis lebih-lebih agama islam yang menuntutkan umatnya untuk saling berumah tangga dan mempunyai banyak keturunan. Memang dalam Al-Qur’an Allah SWT menegaskan, bahwasannya manusia diciptakan atas berpasang-pasangan. Sebagaimana firman Allah SWT:
Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Qs. 51:49)
Akan tetapi ayat tersebut disusul dengan ayat yang lain, bahwasannya pasangan manusia telah ditentukan oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah:
Dijadikan indah pada ( pandangan ) manusia kecintaan kepada apa - apa yang diingini , yaitu : wanita - wanita , anak - anak , harta yang banyak dari jenis emas , perak , kuda pilihan , binatang - binatang ternak dan sawah ladang . itulah kesenangan hidup di dunia ; dan di sisi allah - lah tempat kembali yang baik ( surga ). ( Qs. 3:41)
Ternyata apa yang terjadi pada pemikiran dan perlakuan Irshad Manji tidak sesuai dengan jiwa manusia pada umumnya.
Rasulullah telah menegaskan dalam sabdanya, Bahwasannya kita selaku umat islam dituntut untuk mempunyai keturunan sebanyak mungkin, dengan harapan agama Allah SWT yang diturunkan kemuka bumi ada penerusnya, tidak seperti ummat-ummat sebelumnya yang mendapatkan ajaran dari tuhan akan tetapi ajaran tersebut putus ditengah jalan, sehingga umat manusia menjadi sesat kembali. Nah sekarang bagaimana akan mendapatkan generasi penerus agama islam jika kawin sesama jenis dihalalkan dalam islam, saya jamin islam akan gersang. Dan masa kejahiliaan akan kembali lagi kepada ummat Nabi Luth As.
Manusia memang dituntut untuk berperilaku bebas sesuai dengan tuntutan kejiwaannya, akan tetapi kebebasan tersebut harus sesuai dengan prinsip-prinsip dan konsep ideal ajaran islam. Sungguh pemikiran Irshad Manji sangat merusak generasi penerus bangsa.
Presentasi buku Irshad Manji yang berjudul Allah, Liberty and Love tidak berhasil dilaksanakan karena ada beberapa kelompok yang tidak setuju terhadap pemikiran sesat irshad Manji, seperti FPI dan HTI . Saya berharap tragedi seperti ini tidak terjadi lagi di negara indonesia.
Bagaimanakah komentar saya tentang tindakan FPI maupun HTI?. Meskipun FPI dan HTI dipandang aliran yang sangat keras, akan tetapi saya sangat setuju tindakan yang dilakukan oleh FPI dan HTI. Karena dakwah itu ibarat seorang guru yang mengajar peserta didiknya, terkadang perlu demokratis dan terkadang perlu juga otoriter seperti halnya guru menghukum murid ketika tidak mengerjakan tugas dan kadang pula kita harus menyayangi muridnya ketika ia perlu motivasi belajar. Begitu juga dengan perlakuan Irshad Manji memang harus ditangani dengan tegas dan serius. Kalau tindakan FPI dan HTI disalahkan adakah atau mampukah dari golongan yang lain terutama para intelektual dengan berbagai macam teorinya untuk mencegah perlakuan Irshad Manji?
Secara idealnya dakwah memang tidak patut dilakukan dengan kekerasan, akan teapi dakwah harus dilakukan dengan penuh hikmah. Pemikiran harus dilawan denganpemikiran, otot harus dilemahkan dengan pemikiran. Akan tetapi perlu dipertegas bahwa Irshad menolak berdiskusi, berdebat, dan berargumen tentang pemikirannya. Padahal pada saat itu para kalangan intelektual sudah mempersiapkan diri untuk menyanggah pemikiran-pemikiran Irshad Manji. Seharusnya Irshad Manji harus lebih terbuka kepada semua pihak jika tidak mau ada pembubaran dengan kekerasan. Kalau memang umat islam di indonesia dituntut untuk menghargai Liberal dan Kebebasan, seharusnya para penolaknya juga harus dihargai juga dong. Mengapa kok demikian, karena umat islam di indonesia merasa dinodai akidahnya, masalah akidah adalah yang inti dalam kehidupan yang berbangsa dan bernegara ini. Intinya dakwah itu fleksibel kadang perlu keras dan kadang pula perlu kasih sayang, akan tetapi apa yang terjadi pada Irshad Manji tidak memungkinkan dengan hikmah, jadinya langkah yang terakhir dengan jotosan dech. Tidak semua tindakan FPI dan HTI dipandang menyalahi aturan, kadang juga ada betulnya meskipun dipandang denga aliran keras.
Kita sebagai seorang muslim harus turut berpartisipasi pada kasus Irshad Manji yang serba liberalis dan merusak generasi bangsa. Jika kita tidak mampu bertindak secara teoritis maupun praktis, paling tidak kita harus membenci percintaan yang ala Irshad Manji yaitu percintaan sesama jenis.
0 komentar:
Poskan Komentar
Silahkan Lampirkan Komentar anda pakai Anonymous, supaya lebih mudah