Selasa, 08 November 2011
Tokoh Ideal di desaku
Saya dilahirkan di desa Gajahrejo Kecamatan Gedangan Malang, dimana tempat ini jauh sekali dari keramain. Tapi meskipun demikian masyarakat sangat gemar menempuh ilmu agama, sehingga 60 persen masyarakat di desa saya rata-rata alumni pesantren. Sekian banyak dari mereka yang alumni pesantren otomatis keilmuan agama di desa saya sangat berkembang, tapi dari beberapa alumni pesantren tersebut saya tidak menyebutnya seorang tokoh masyarakat, karena diantara mereka hanya beberapa yang mempunyai figur seorang pemimpin. Bagi saya figur seorang pemimpin itu ialah rela menularkan ilmunya secara ikhlas, rela berkorban, peduli terhadap lingkungan.
Dari sekian banyaknya orang yang paham agama saya menilai hanya beberapa orang yang patut dijadikan tokoh, yaitu Ustadz Mastuki. Namanya harum di desa saya karena dia seorang pendatang. Beliau berasal desa Prembangan Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Dia sekarang sekitar berumur 40 tahun, beliau mempunyai dua orang anak. Yang pertama sekarang kelas X MA Alkhoirot Karangsuko Pagelaran Malang, yang kedua sekitar berumur 5 tahun. Disamping dirinya sebagai Ustadz kampung dia juga sebagai guru agama di SMP PGRI 05 Gajahrejo Gedangan Malang.
Dia dapat dikatakan tokoh masyarakat dan di kagumi banyak orang karena perhatian terhadap dunia pendidikan sangat besar, hal ini Nampak di mushollanya ada sekitar seratus santri. Setiap harinya beliau mendidiknya mulai dari yang kecil sampai santri yang besar-besar. Dan masyarakat sangat antusias sekali untuk mengajikan anaknya kepada beliau karena menurut sumber data yang saya dapat, bahwa tingkat perkembangan anaknya sangat maju pesat ketika nyantri di rumahnya Ustadz Mastuki. Meskipun santrinya sangat banyak beliau selalu istiqomah mendidiknya dengan telaten.
Meskipun dirinya sebagai ustadz ternama beliau selalu tidak menghiraukan bermasyarakat, bergaul dengan para masyarakat beliau sering dilakukan. Dia tidak membedakan antara orang rendahan maupun terpandan.
Semangat dakwahnya sangat luar biasa memalalui dunia pendidikan, hal ini dapat dilihat sosok guru yang sangat peduli terhadap terhadap lingkungan remaja. Di atas sudah saya katakan bahwa Ustadz Mastuki temasuk guru SMP PGRI 05, dimana lembaga tingkat menengah ini pergaulannya sangat parah, saya berani mengatakan demikian karena saya juga termasuk alumni sekolahan tersebut. Diwaktu seangkatan saya, saya dapat melihat bahwa di SMP tersebut sangat parah tingkat kerusakannya, termasuk banyak anak yang minum-minuman keras, mbolos sekolah, balap motor, hubungan laki-laki perempuan yang ilegal, bahkan disitu ada seorang guru yang senantiasa mengajari murid-muridnya untuk berbuat hal-hal yang negativ. Bahkan banyak kalangan masyarakat yang tidak mau menyekolahkan anaknya ke SMP PGRI 05 dengan lantaran rusaknya moral siswa maupun guru.
Dengan kehadiran Ustadz mastuki di SMP PGRI 05 tersebut suasana kamaksiatan agak semakin buram, langkah yang dilaksanakan pada saat itu sangat sederhana sekali, akan tetapi pengaruhnya sangat luar biasa, diantaranya:
1. Membentuk SMP Plus, yaitu mamasukkan kurikulum agama yang berstandart MTs yang meliputi Mapel SKI, Fiqh, Qur’an Hadist, dan Akidah AKhlak. Dengan masuknya kurikulum agama ini di SMP PGRI 05 nama Ustadz Mastuki semakin dikagumi, otomastis pengaruh dari Kurikulum agama meresap dalam diri siswa.
2. Mewajibkan pakai Jilbab
Semula para siswa di SMP PGRI 05 tidak memakai hijab sama sekali, karena selayaknya sekolah umum tidak memakai symbol islami. Dengan cara berhijab setidaknya tingkat kenakalan siswa semakin berkurang.
3. Menanamkan nilai-nilai spiritual
Pada hari raya baik Idul Fitri maupun Adha, di sekolahan SMP PGRI 05 tersebut didirikan shalat, sehingga disitu terjadi kekompakan untuk menghadap keridhoan tuhan.
Nampaknya Ustadz mastuki hanyalah berkiprah dalam dunia pendidikan, untuk dunia kemasyarakatan Ustadz Mastuki lemah sekali, boleh dikatakan ustadz mastuki dalam kehidupan masyarakat kurang begitu diperhatikan. Hal tersebut bisa terjadi atas beberapa hal, yaitu bahwa masyarakat terlalu panatik terhadap alumni pesantren atau antar golongan. Orang sepintar apapun kalau bukan alumni Pondok Pesantren Sumber Bendo Kecamatan Gampingan tidak akan mendapat respon yang baik dikalangan masyarakat saya, demikian ustadz Mastuki kurang mendapat perhatian yang penuh dari kalangan masyarakat karena ia bukan alumni pesantren Sumber Bendo. Tapi ustadz Mastuki selalu mengadakan pendekatan-pendekatan yang tiada hentinya.
Disamping itu ada seorang tokoh yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat, karena ia alumni pesantren Sumber bendo, yaitu Mbah Sa’id bagitulah saya menyebutnya. Aktivitas yang ia lakukan berceramah dimajelis-majelis Dzikir dan perkumpulan-perkumpulan yang lain. Tapi yang saya amati Dpktrin dakwahnya terlalu vatalis dan kurang menggairahkan terhadap jiwa seorang pemuda, maklum dia sudah terlalu tua dan orangnya juga terlalu sufi.
Menurut saya pemimpin yang ideal seperti apa yang dilakukan oleh Ustadz Mastuki yaitu mempunyai kepedulian terhadap dunia pendidikan dengan ikhlas, dan selalu melakukan pendekatan pada masyarakat meskipun dirinya kurang begitu diperhatikan. Saya yakin dalam jangka sepuluh tahun kedepan Ustadz Mastuki akan mendapatkan perlakuan yang sama.
0 komentar:
Poskan Komentar