1.
Pengertian Kurikulum
Para ahli didalam mendefinisikan kurikulum mengalami perbedaan,
karena kurikulum sifatnya dinamis serba berubah menurut perkembangan zaman.
Dengan perkembangan zaman tersebut pemikiran para ahli juga mengalami
pergeseran pula, akan tetapi secara
garis besar pengertian kurikulum terdapat dua macam corak, yaitu:
a.
Pengertian
Tradisional kurikulum
Roebert M.
Hutchin yang menyatakan: “The curiculum should include grammar, reading,
theoric and logic, and mathematic, and eddition at the secondary level
introduce the great books of the western world”[1] Dalam kamus Weboter
kurikulum diartikan: “Acourse, a specified fixed course of study, as in a
school or cologe,a s leading to degree”[2]
Dari beberapa pengertian di atas dapatlah
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kurikulum menurut pengertian
tradisional, adalah sejumlah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang harus
ditempuh dipelajari dikuasai oleh peserta didik untuk mencapai suatu tingkat
tertentu atau Ijazah
b.
Pengertian
Modern kurikulum
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat cepat membawa dampak terhadap berbagai perubahan aspek
kehidupan, termasuk dalam pendidikan yang mengalami perubahan dalam kurikulum.
Seiring dengan kamajuan zaman, sistem pendidikan menuntut untuk memenuhi faktor
kebutuhan hidup yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Peran kurikulum dalam
sekolah tidak hanya membekali peserta
didik dengan ilmu pengetahuan, akan tetapi juga dituntut untuk dapat
mengembangkan minat dan bakat, membentuk moral dan kepribadian, bahkan dituntut
agar anak didik dapat menguasai berbagai macam keterampilan yang dibutuhkan
untuk memenuhi dunia pekerjaan. Untuk itu pengertian kurikulum tradisional di
atas mengalami pergeseran terhadap pengertian kurikulum Modern .[3]
Pengertian Kurikulum modern sebagaimana
yang dinyatakan Oleh Zakiah Daradjat, “ All activities that are provided for
studied by the school constitut: is curriculum” atau dapat juga dikatakan “
the term curiculum……include all of the experience of children for which the
school accepts responsibity[4]
Ada beberapa tokoh lain yang
mengungkapkan makna kurikulum yang sepadan dengan pengertian di atas, seperti
Hollis L. Caswell dan Campbell, yang menyatakan bahwa kurikulum adalah “…all
of the experiences children have under the guidance of teacher”. Demikian
juga dengan Dorris Lee dan Murray Lee yang menyatakan, bahwa kurikulum sebagai:
“…those experiences of the child which the school in any way utilizes to
influence”[5]
Pada intinya pengertian kurikulum di
atas tidak diartikan sebagai isi dan mata pelajaran lagi, akan tetapi diaggap
sebagai pengalaman belajar siswa.
Kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik di dalam
maupun di luar sekolah asal kegiatan tersebut berada dibawah tanggung jawab
guru (sekolah). Yang dimaksud dengan kegiatan itu tidak terbatas intra ataupun
ekstra kurikuler. Apapun yang dilakukan siswa asal saja ada dibawah tanggung
jawab dan bimbingan guru, itu adalah kurikulum dalam artian modern[6]
Di dalam pengertian tersebut tidak mengalami kesepakatan yang majemuk,
karena dalam pengertian tersebut berupa bentuk perilaku siswa yang dihasilkan
dari pengalamannya yang tidak mungkin dikontrol oleh guru secara keseluruhan.
Oleh itu kurikulum sebagai suatu pengalam dianggap oleh beberapa ahli sebagai
konsep yang luas dan mempunyai makna yang kabur.
Kritikan dan ketidak sepahaman
tersebut, memunculkan konsep yang menganggap kurikulum sebagai program atau
rencana untuk belajar.
Pendapat kurikulum sebagai
perencanaan belajar di antaranya dikemukakan oleh Hida Taba: “ A curiculum ia a paln for learning:
therefore, what is known about the learning process and the development of the
individual has bearing on the shaping of a curiculum”.[7] Yang
berarti suatu rencana yang direnacanakan (sengaja) untuk
dipelajari bagi peserta didik.[8]
Akan tetapi perlu dipahami bersama,
bahwa sekolah didirikan untuk membimbing perserta didik agar berkembang sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Ini berarti titik sentral kurikulum adalah anak
didik itu sendiri. Perkembangan anak didik hanya akan dicapai apabila dia
memperoleh pengalaman belajar melalui semua kegiatan yang disajikan sekolah,
baik malalui pelajaran ataupun kegiatan yang lain. Oleh karena itu makna
kurikulum dalam pengertian modern harus menyatukan antara aspek pengalaman
peserta didik dan aspek perencanaan pengajaran.[9]
Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Zais bahwa “Kurikulum sebagai suatu rencana pembelajaran harus bermuara pada
perolehan pengalaman peserta didik yang sengaja dirancang untuk mereka miliki.”[10]
[1] Wina Sanjaya, Kurikulum
dan Pembelajaran teori dan praktik pengembangan
Tingkatang Satuan Pendidikan, ( Jakarta, Kencana Prenada Media
Group, 2008), h. 4.
[6] Ibid.,
[10] Ibid.,
makasih mas infonya
ReplyDeleteterimakasih ilmunya....
ReplyDeleteartikel yang bermanfaat, makasih
ReplyDeleteSaya tertarik dengan tulisan anda mengenai "Pengertian Kurikulum Pendidikan'.
ReplyDeleteSaya juga mempunyai video mengenai Pendidikan yang bisa anda kunjungi di https://video.gunadarma.ac.id/play.php?vid=484